LUBUKLINGGAU-Wakil Wali Kota Lubuklinggau (Wawako), H Sulaiman Kohar membuka kegiatan rembuk stunting tingkat Kota Lubuklinggau di Auditorium Bukit Sulap Lantai 5 Kantor Wali Kota Lubuklinggau, Rabu (26/7/2023).
Dalam sambutannya, Wawako mengatakan percepatan penurunan stunting merupakan prioritas sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting dan Peraturan Kepala BKKBN RI Nomor: 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting di Indonesia tahun 2021-2024.
Menurut Wawako, berdasarkan Keputusan Menteri Percepatan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Nomor: KEP/10/M.PPN/HK/02/2021 tentang Penetapan Perluasan Kabupaten/Kota, Lokasi Fokus Intervensi Penurunan Stunting Terintegritas, untuk Kota Lubuklinggau ditetapkan sebagai lokus stunting pada 2022.
Sebagai komitmen dalam percepatan penurunan stunting lanjutnya Pemkot Lubuklinggau menerbitkan Surat Keputusan Wali Kota Lubuklinggau Nomor : 83/KPTS/BAPPEDALITBANG/l/2022 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2022.
Dalam Rakernas 2022 lalu, Presiden Joko Widodo memaparkan bahwa angka stunting di Indonesia sudah mengalami penurunan di angka 21,8 persen. Stunting tidak hanya melambatkan perkembangan fisik bayi, tetapi kemampuan mental juga.
Dampak stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental dan munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk kedalam tubuh anak.
Untuk itu Indonesia menargetkan harus bebas stunting secepat mungkin dan harus ditekan hingga 14 persen.
Berdasarkan hasil survei terhadap status gizi balita, Lubuklinggau merupakan kota dengan angka prevalensi stunting kedua terendah di Provinsi Sumsel dengan penurunan sebesar 11,1 persen dari 22,8 persen menjadi 11,7 persen.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumsel Medi Heryanto menyampaikan capaian penurun stunting di Kota Lubuklinggau luar biasa termasuk peringkat ketiga tertinggi di Provinsi Sumsel.
Target 2023 dan 2024 sudah tercapai yakni 13,12 persen sedangkan Kota Lubuklinggau sudah memenuhi target tersebut yakni 11 persen.
Kota Lubuklinggau juga termasuk dalam pemutakhiran data kota tercepat dan terdepan.
âFokus kita adalah pencegahan stunting dengan pemberian gizi, pendekatan keluarga beresiko stunting, mengatasi lingkungan yang tidak sehat dan pembentukan tim pendamping yang terdiri dari bidan, kader PKK dan kader KB,â ungkapnya.
Sedangkan dalam laporannya, Kepala DPPKB Kota Lubuklinggau, Henny Fitrianty menyampaikan rembuk stunting ini adalah kegiatan periode kedua dimana periode pertama sudah dilaksanakan pada Januari lalu.
âKota Lubuklinggau sudah banyak mendapatkan penghargaan diantaranya juara 1 kampung KB tingkat Provinsi Sumsel,â ujarnya.
Dalam kegiatan, ada penandatangan MOU fasilitas pelayanan KB yang ditandatangani oleh RS Siloam Lubuklinggau, RS Ibu dan Anak (RS Ananda Lubuklinggau) dan penyematan selempang bapak asuh anak stunting yaitu Sekda Kota Lubuklinggau, H. Trisko Defriyansa, Kepala Kejaksaan Negeri yang diwakili Kasi Intel Wenharnol, KPPN dan Kepala Bank Sumsel Kantor Cabang Lubuklinggau, Hidayat.
Dilanjutkan dengan penandatangan komitmen bersama aksi konfigurasi percepatan penurunan stunting.(*/acm).